Musik adalah perantara antara kehidupan spiritual dan sensual. -Ludwig van Beethoven-
Mendengarkan musik adalah hal yang menyenangkan, kita merasakan sensasi suara yang dijalin menjadi benang dengan nada-nada yang harmonis membentuk melodi yang menyentuh jiwa kita.
Sejak ditemukannya teknologi perekaman suara oleh Thomas Edison hingga saat ini teknologi audio berkembang pesat. Ribuan studi telah dilakukan dan tidak tahu berapa miliar dolar telah dihabiskan untuk menghasilkan teknologi audio yang lebih baik. Teknologi audio kini mampu mereproduksi sinyal audio dengan distorsi harmonik yang sangat kecil. Beberapa produsen audio telah berani mengklaim bahwa produk mereka memiliki keseimbangan nada yang hampir rata.
Apakah ruang dengar kita memiliki keseimbangan nada yang datar?
Kebanyakan audiophiles mungkin tidak menyadari bahwa ruang dengar tidak datar. Bagaimana MEMBUKTIKAN bahwa setiap ruangan tidak rata?
Kita bisa MEMBUKTIKAN bahwa keseimbangan nada ruang tidak datar dengan berbicara keras di kamar tidur, lalu coba bicara di ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan, dapur, garasi, dan ruangan lainnya. Kami akan mendengar suara kami dengan nada suara yang berbeda. Bandingkan ketika kita berbicara di tengah lapangan sepak bola, nada suara kita terdengar lebih datar daripada ketika kita berbicara di dalam ruangan.
Setiap ruangan memiliki karakteristik tertentu yang mengubah nada suara.
Sangat disayangkan jika sistem audio dengan investasi besar harus berkompromi dengan penggabungan ruang penyandang cacat.
Apakah ruangan yang kita atur sesuai dengan nada alat musik?
Mungkin sebagian besar pembaca geli membaca kalimat di atas. Lalu bertanya – tanya memangnya kamar yang kami dengar palsu? Ini adalah fakta yang jarang dibicarakan di kalangan audio atau akustik, tetapi hal ini benar dan jika kita mendengarkan dengan seksama kita dapat merasakan suara ruangan yang salah.
Jika kita mendengarkan musik dengan nada dasar A. Kita akan mendengar suara piano dengan frekuensi 55Hz, 110 Hz, 220 Hz, dan seterusnya.
Gambar 1 – Skala dan Frekuensi Kromatik (Hz)
Jika kita memiliki ruangan dengan lebar 3,2 meter, frekuensi mode ruangan (atau gelombang berdiri) diruang adalah 106 Hz. Dari gambar diatas merupakan frekuensi nada 106 Hz antara G# (103,83 Hz) dan mendekati nada A (110 Hz).
Jadi jika kita mendengarkan lagu Every Breath You Take – The Police yang memiliki nada dasar A. Ketika Sting merenggut nada kontra bassnya di ruangan A, maka kita akan mendengar dua nada yaitu nada A betot bass dari speaker dan nada tersebut antara G# dan A dibunyikan karena mode ruangan yang terjadi adalah semua mata pelajaran. Fenomena akustik di atas sering disebut dengan fenomena pelayangan suara.
Panel Peredam Suara atau Diffuser yang Lebih Baik?
Selama ini sebagian besar audiophile menganggap bahwa masalah utama adalah masalah pantulan akustik di sebuah ruangan. Dan pertanyaan di atas masih menjadi perdebatan yang hangat, mana yang lebih baik mengatasi pasangan peredam refleksi panel atau panel diffuser.
Banyak argumentasi – argumentasi yang berusaha menjawab pertanyaan diatas. Tetapi argumen itu tidak ada dalam pendekatan ilmiah yang mendasarinya. Ada argumen yang mengatakan jangan membuat ruang dengar menjadi mati sehingga kita perlu memasangkan diffuser. Atau sebaliknya diffuser membuat terlalu banyak suara tidak buruk.
Semua argumen ini subjektif tanpa memahami ilmu yang mendasarinya. Bahkan beberapa informasi yang ditulis oleh media yang dikhususkan untuk topik audiophile terkadang menyesatkan atau gagal memberikan pemahaman yang tepat.
Target Design Acoustic Lounge Audiophile sejati adalah membuat kebisingan di area sweet spot memiliki distorsi/kolorasi frekuensi (keseimbangan persepsi nada) – attack-decay (persepsi waktu suara) – fase (persepsi kesan ruang suara) serendah mungkin.
Keseimbangan Nada
Persyaratan utama ruang audio adalah Tonal Balance. Bagaimana jika Anda tidak memiliki audio space tonal balance yang benar maka sebaik apapun sistem suara tidak akan tepat.
Gambar 2 – Nada Grafis: Amplitudo (dB) – Frekuensi (Hz)
Gambar 2 mengilustrasikan keseimbangan nada suara pada suatu ruangan yang di dapatkan hasil pengukuran suara atau hasil simulasi komputer. Jika kenyaringan pada masing-masing frekuensi kurang lebih sama, maka dapat dikatakan sistem respon audio dan akustik yang terukur hampir datar.
Waktu Gema
Energi suara yang keluar dari speaker di bagian depan, sebagian diserap dan sebagian dipantulkan kembali ke dalam ruangan. Jika kita memiliki ruangan yang seluruh permukaannya terbuat dari bahan yang lebih keras maka kita mendengar suara yang lebih keras. Karena suara yang kita dengar merupakan penjumlahan dari suara langsung dan suara pantulan ruangan.
Gambar 3 – Waktu Reverb Grafis: Amplitudo (dB) – Waktu (second)
Gambar 3 mengilustrasikan kecepatan suara mencapai puncak (attack) dan kemudian meluruh (decay) atau istilah umum adalah waktu dengung. Jika pembusukan di dalam ruangan terlalu lama, pembusukan suara yang terdengar lebih lama akan mengganggu suara selanjutnya dari speaker. Sebaliknya jika pembusukan terlalu pendek maka suara dari speaker cepat hilang. Ruangan dengan kerusakan panjang sering disebut ruang tamu dan ruangan dengan kerusakan pendek sering disebut ruang mati.
Semakin cepat serangan suatu suara dalam suatu ruangan, maka persepsi (psikoakustik) kebanyakan orang akan menilai bahwa ruangan tersebut memiliki transien yang lebih cepat. Ruangan seperti itu bisa memberikan kesan menonton live music.
Fase Suara
Pantulan dinding menyebabkan perbedaan fase suara ke telinga kita.
Figure 4 – Graphic Phase: Amplitude (dB) – Time (Second)
Gambar 4 mengilustrasikan suara langsung (incident-red) dan pantulan suara (reflected-blue) dan secara radiasikan/dengar (campuran antara suara langsung dan pantulan suara abu2 dan pink). Fenomena ini dapat merusak citra sistem suara stereo. Sound Stage terdengar kerdil dan kompres. Suara alat musik saling menempel.
Pendekatan Ilmiah
Jadi masalah akustik ruangan bagi seorang audiophile bukan masalah satu parameter saja, tetapi multiparameter saling mempengaruhi. Untuk mengoptimalkan parameter akustik ruangan dibutuhkan konsultan akustik yang memiliki kualifikasi:
- Pengetahuan akademis dan pengalaman mendalam tentang fenomena suara di ruangan kecil,
- Bunyi rumus fisika dikaitkan dengan fenomena akustik di dalam ruangan kecil, dan korelasi antara masing-masing rumus dengan respon bunyi yang akan terjadi di ruang tersebut.
- Software Akustik untuk mempercepat perhitungan dan penyajian data dalam berbagai bentuk mulai dari tabel, grafik, pemetaan dan auralisasi.
- Pengetahuan produk – produk akustik dan karakteristik setiap produk.Metode pengukuran akustik yang benar.
- Kemampuan mendengar dan menilai suara yang dihasilkan,
Silahkan kunjungi website kami www.altaintegra.com untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai akustik ruangan dan lain – lain.
Semoga penjelasan di atas dapat memberikan pemahaman ilmiah tentang target desain ruang akustik audiophile yang sejatinya bukan berdasarkan pemahaman yang bersifat magis.
Dengan Hormat,
Herwin Gunawan
Konsultan Akuster Bersertifikat
Untuk ruang konsultasi Akustik Audio High End, silahkan isi form di bawah ini atau hubungi kami di:
ALTA Integra
Jl. Hayam Wuruk No. 2 R – S
Jakarta Pusat, 10210
Telp: 021 3513351
Fax: 021 3458143