Kualitas Akustik yang Baik untuk Konser Orkestra
Pada tanggal 20 Maret 2010 Grup Angklung dari SMAN 3 Bandung atau sering disebut KPA3 mengadakan Konser Orkestra Angklung Kedelapan. Konser ini bertajuk Tapestry of Beauty – Menghadirkan Maestro dari Seluruh Dunia. Sesuai dengan temanya, konser ini menghadirkan lagu – lagu indah yang digubah oleh komponis terbesar dunia dan komponis dari Indonesia. KPA3 berharap konser ini bisa menjadi salah satu penampilan perdana untuk menunjukkan hasil inovasi mereka selama lebih dari 30 tahun.
Tujuannya adalah untuk mengadakan konser di Aula Simfonia Jakarta agar penonton dapat menikmati suara aslinya tanpa bantuan amplifikasi elektronik dari angklung seperti microphone, amplifier dan speaker. Karena selama ini mereka tidak terlalu puas dengan kualitas akustik di teater tempat mereka tampil sebelumnya. Kualitas akustik bangunan yang di bawah rata-rata dapat menyebabkan pertunjukan angklung menjadi pertunjukan yang sangat sulit untuk dinikmati oleh penonton.
Analisis dan Penilaian Sumber Suara
Dalam membahas teknis sumber suara latar atau desain orkestrasi angklung saya menggunakan musik dari buku referensi teknis Pengantar Material dan Struktur Musik oleh William dan Richard DeLone.
Kategori Alat Musik
Menurut empat kategorisasi alat musik tersebut di atas, yaitu: Senar, tiup kayu, Perkusi dan Elektronik. Sedangkan alat musik yang terdapat dalam orkes ini adalah: angklung, contra bass, bass drum, snare drum, timpani, xylophone, bell lyra, Castanet dan triangle.
Angklung
Angklung adalah alat musik tradisional Jawa Barat yang terbuat dari bambu. Bunyi pada angklung terjadi karena resonansi udara di dalam rongga bambu akibat benturan. Nada (pitch) yang terjadi pada angklung ditentukan oleh panjang pendek dan besar diameter bambu.
Durasi bunyi angklung diperoleh dari ayunan angklung panjang atau pendek. Sedangkan kekuatan atau kelemahan (loudness) suara angklung diperoleh dari kuat atau lemahnya angklung yang digoyang. Dari segi teknis membunyikan alat musik angklung dapat dikategorikan ke dalam kelompok alat musik perkusi.
Bass Biola
Bass Biola atau yang sering kita sebut dengan kontra bass. Menurut Dictionary The Concise Oxford Dictionary of Music penamaan penamaan contra bass tidak tepat karena definisi yang benar adalah permainan musik contra bass dimainkan satu oktaf lebih rendah.
Bass Biola sering disebut sebagai “viola da gamba” atau rebab karena memiliki kaki dan dimainkan dengan kaki. Bass biola termasuk dalam kategori alat musik dawai.
Drum
Untuk mengisi lapisan perkusi atau irama orkestra angklung diletakkan alat musik bass drum, snare drum, hi hat, cymbal dan timpani. Alat musik termasuk dalam keluarga gendang. Bass drum, snare drum dan timpani dibuat dengan bahan kulit yang di bentangkan di atas bodi berlubang yang terbuat dari kayu atau logam. Sedangkan hihat dan simbal terbuat dari logam melingkar.
Xylophone
Gambang adalah alat musik yang terbuat dari batang kayu atau logam dengan nada tala yang telah sesuai dengan ukuran yang ditentukan. Cara membunyikan alat musik yang dipukul dengan pemukul.
Bel Lyra
Lyra Bell adalah versi portabel dari alat musik Glockenspeil. Cara memainkannya adalah memegang alat musik dengan satu tangan dan tangan yang lain memegang pemukul. Sama halnya dengan alat musik gambang yang termasuk dalam kategori alat musik perkusi.
Castanet
Castanet masuk dalam kategori alat musik perkusi yang terbuat dari dua buah kayu yang di letakan di telapak tangan.
Triangle
Segitiga adalah instrumen perkusi atonal yang terbuat dari logam. Sesuai dengan namanya alat musik ini cara memainkannya berbentuk segitiga dipukul dengan tongkat pemukul. Segitiga digunakan oleh komposer untuk memberikan konfirmasi dari frase musik.
Tekstur Musik
Menurut buku Pengantar bahan dan struktur musik definisi tekstur musik adalah interaksi antara beberapa alat musik yang tersusun dalam lapisan-lapisan permainan musik tertentuk seperti lapisan melodi, lapisan chord, lapisan bass dan lapisan perkusi. Selain itu tekstur juga ditentukan oleh aspek kuantitas dan kualitas. Aspek yang berkaitan dengan kuantitas jumlah alat musik dalam suatu kelompok dan aspek kualitas mengenai timbre alat musik. Perpaduan kedua aspek tersebut menjadi suara monophonic, homophonic atau polyphonic.
Melodi tunggal pertunjukan monofonik dihasilkan oleh alat musik. Melodi tunggal pertunjukan homofonik dihasilkan oleh sekelompok alat musik. Poliphonic adalah penampilan melodi, harmoni, dan ritme yang dihasilkan oleh lebih dari satu instrumen.
Kesimpulan Analisis Sumber Suara
Jika kita menganalisis aspek kualitas dari orkestrasi angklung ini maka kita dapat melihat bahwa hampir semua alat musik yang ada termasuk keluarga alat musik perkusi. Satu – satunya alat musik dari berbagai kategori termasuk dalam keluarga alat musik gesek biola bass.
Gambar berikut adalah gambar tekstur komposisi orkestrasi angklung KPA3 pada gedung Aula Simfonia Jakarta.
Evaluasi Pertunjukan Musik
Konser dibagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama menampilkan hasil karya komposer dunia musik klasik seperti Beethoven, Dvorak, Strauss dan lain-lain. Kemudian bagian kedua menampilkan karya klasik modern John William, Andrew Lloyd Webber dan Verdi. Dan yang terakhir adalah bagian ketiga yang menampilkan musik dari komposer Indonesia seperti Eros Jarot dan Guntur Putra Sukarno. Sesi pertama konser ini di konduk oleh Djiwa Tanuwijaya MD sedangkan bagian kedua dan ketiga dikonduk oleh Miriam Wedyawari.
Konser dibuka dengan lagu Karl Jenkins Palladio dengan tempo musik Allegretto atau dalam bahasa Indonesia artinya agak cepat. Lagu ini terdiri dari beberapa lapisan aransemen. Lapisan pertama merupakan melodi utama beserta melodi-melodi harmonis yang dimainkan oleh alat musik angklung. Lapisan kedua adalah lapisan akord yang dimainkan oleh alat musik angklung. Lapisan ketiga adalah lapisan yang diisi oleh bass biola bass. Lapisan keempat adalah lapisan yang diisi oleh perkusi bass drum, snare drum dan segitiga.
Lapisan melodi dalam lagu ini dimainkan oleh angklung satu oktaf lebih rendah dari komposisi asli lagu ini. Hal ini menyebabkan lapisan nada melodi sering melekat pada nada akord. Hal ini membuat saya agak sulit membedakan sound layer melodi dan layer suara chord.
Hal kedua adalah tempo dan ritme permainan yang terkadang terdengar kurang kompak dan kurang hening sesuai dengan arahan konduktor.
Tekstur musik atau kombinasi timbre instrumen pada konser ini masih kurang serasi. Seperti suara bass drum yang tidak seirama dengan angklung. Kemudian saat konser angklung kolaborasi dengan tenor dan sopran suara musik dan suara vokal kurang terintegrasi dengan baik.
Analisis dan Evaluasi Ruangan
Aula Simfonia Jakarta mulai dibangun pada tahun 2004 dan selesai pada tahun 2009. Gedung yang dibangun dalam seni ini dirancang oleh pendeta Stephen Tong agar Indonesia mampu menyelenggarakan konser musik klasik berkelas internasional. Aula Simfonia memiliki daya tampung sebanyak 1.227 kursi atau 1.400 orang mengikuti para musisi di atas panggung. Desain arsitektur Aula Simfonia Jakarta bergaya Renaissance dengan warna kayu, putih dan gold.
Area Tempat Duduk
Berikut adalah denah area tempat duduk yang terdiri dari dua tingkat yaitu lantai dasar dan balkon. Gambar di bawah ini adalah gambar tata letak tempat duduk di lantai dasar.
Selanjutnya gambar berikut adalah gambar tata letak tempat duduk di balkon yang pembagiannya adalah balkon depan, balkon belakang, balkon sayap kiri, balkon sayap kanan dan tempat duduk di depan panggung.
Keseluruhan kursi penonton terbuat dari kayu sintetis berwarna coklat. Digantikan oleh langkah-langkah perataan kaki kursi.
Tiket yang dijual terbagi menjadi empat harga yang disesuaikan dengan tempat duduknya. Harga tiket paling mahal adalah tiket balkon di depan panggung. Diikuti oleh balkon sayap kiri-kanan. Ini diikuti dengan posisi duduk di lantai dasar menghadap ke panggung. Harga paling murah duduk di balkon yang terletak di belakang panggung.
Panggung
Pada gambar di bawah ini kita bisa melihat set panggung di tengah ruangan berwarna putih dengan material kayu.
Dinding
Selanjutnya apibila kita melihat ke atas, kita dapat melihat bahwa tembok itu terbagi menjadi dua bagian. Dinding bagian bawah berwarna cokelat dengan bahan kayu sintetis. Sedangkan dinding atasnya berwarna putih, dengan ceruk yang berisi panel penyerap berwarna merah. Di depan setiap relung terdapat patung dan lukisan komposer ternama dunia dengan bahan batu.
Langit-langit
Akhirnya kita sampai pada bagian langit – langit dibuat relung berbentuk segi empat dengan undakan tiga tingkat. Bagian atas plafon berwarna putih terbuat dari gypsum, sedangkan pada bagian bawah plafon terbuat dari kayu berwarna coklat. Celah antara kayu dan gypsum adalah lubang – lubang untuk menyalurkan aliran yang digunakan untuk AC.
Penilaian Parameter Akustik
Penilaian Kualitas Akustik untuk konser angklung didasarkan pada posisi duduk saya yang terletak di belakang panggung. Penilaian saya dapat berubah jika saya duduk di tempat yang berbeda dan pertunjukan musik yang berbeda.
Kebisingan Ruangan
Parameter kebisingan di ruang konser I nilai cukup memenuhi syarat. Penilaian tersebut berdasarkan pengamatan saya terhadap kebisingan yang disebabkan oleh kondisi saluran udara yang nyaris tidak terdengar, gangguan kebisingan dari luar ruangan juga tidak terdengar saat konser berlangsung.
Loudness
Listening Level dalam posisi duduk di mana saya duduk terdengar sangat bagus. Saya bisa mendengarkan masing – masing instrumen dengan level yang cukup tinggi. Sayangnya pertunjukan musik angklung pada sebuah konser tidak ada yang menampilkan musik dengan perbedaan dinamika yang ekstrim. Jadi saya tidak bisa memberikan penilaian pada tingkat mendengarkan terendah dan tertinggi.
Kejelasan
Kejelasan adalah definisi akustik untuk perbandingan antara suara langsung dengan suara pantulan yang didengar. Saya duduk di posisi saya merasakan suara langsung jauh lebih besar dari pantulan suara dan dengung ruangan.
Gema
Gema Gedung Konser Aula Simfonia Jakarta atau yang sering disebut dengan waktu dengung terasa agak singkat, meski tidak sepenuhnya bisa dibilang singkat. Sepertinya waktu dengung di dalam ruangan tidak sama panjangnya di semua frekuensi. Ada perbedaan yang cukup besar antara nada waktu dengung rendah, nada menengah dan nada tinggi. Dengan waktu dengung yang agak singkat maka konser angklung ini terasa kurang megah. Perpaduan suara ansambel angklung dan instrumen lainnya seperti bass drum, snare drum terdengar kurang serasi.
Kehangatan & Kecemerlangan
Nada suara musik yang saya dengar cenderung “terang” dimana alat musik seperti gambang dengan frekuensi tinggi terdengar jernih dan transparan. Suara musik dengan frekuensi menengah yang didominasi oleh alat musik angklung terdengar kurang harmonis, suara badan angklung teredam, ketukan angklung terasa agak kering dan tumpul. Suara alat musik biola dengan frekuensi rendah juga terdefinisi dengan baik. Namun bass drum dan timpani dengan noise rendah terdengar kurang berbobot dan tidak menarik.
Keintiman
Keintiman atau perbedaan waktu antara suara langsung dengan suara pantulan awal. Suara ansambel angklung yang dimainkan dengan durasi agak lama terdengar seperti menggumam. Hal ini mungkin terjadi karena suara angklung dan pantulan suara awal yang bertumpuk di sekitar panggung.
Kelapangan
Spaciousness adalah sensasi yang disebabkan oleh perbedaan suara pantulan awal yang didengar oleh telinga kiri dan telinga kanan. Keleluasaan dalam posisi duduk saya tidak terlalu terasa.
Envelopment
Envelopment adalah perbedaan ruang dengung yang diterima telinga kiri dan telinga kanan. Envelopment di ruangan ini juga kurang terasa.
Blending
Perpaduan antara suara musik di ruangan ini ada yang kurang atraktif karena parameter gema yang minim dan agak pendek serta suara langsung dan pantulan awal yang dominan.
Conclusion:
Aula Simfonia Jakarta memiliki karakter akustik yang didominasi oleh suara langsung dan pantulan awal. Sedangkan untuk parameter gema suara sangat minim dan agak pendek dengan nada suara ruangan yang cenderung cerah.
Closing statements
Dengan kemampuan Orkestrasi Angklung KPA3 memainkan komposisi musik yang cukup rumit maka dapat dikatakan bahwa Orkestrasi Angklung Angklung KPA3 adalah yang terbaik di Indonesia. Hanya saja ada beberapa hal yang perlu dibenahi seperti tekstur musik yang lebih harmonis dan latihan untuk mencapai timing ritme musik yang lebih kompak dan melayang.
Aula Simfonia Jakarta merupakan salah satu gedung konser terbaik di Indonesia karena Indonesia tidak memiliki teater dengan banyak konsep direct sound. Hanya saja ada beberapa parameter akustik yang masih belum terlalu optimal. Menurut saya Aula Simfonia perlu melakukan penilaian ulang terhadap parameter – parameter akustik tersebut diatas untuk mencapai kualitas akustik yang lebih baik lagi.
Menurut saya karakter akustik Aula Simfonia Jakarta kurang pas dengan konser angklung ini.
Demikian artikel ini saya buat agar bermanfaat bagi rekan – rekan yang bergerak di bidang terkait dan pecinta musik klasik dan pecinta musik angklung.
Herwin Gunawan
Bibliography
The Concise Oxford Dictionary of Music 3rd Edition – Michael Kennedy – 1980
Introduction to Materials and Structure of Music – William Christ and Richard DeLone – 1975
For information and consultation, please fill out the form below or contact us at:
Jl. Hayam Wuruk No. 2 R – S
Jakarta Pusat, 10120
Telp: 021 351 3 351
Fax: 021 345 8 143