Definisi Kebisingan
Kebisingan menurut undang-undang perlindungan lingkungan hidup adalah getaran untuk setiap frekuensi yang dipancarkan melalui udara atau media lainnya[1]. Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor : KEP – 48/MENLH/11/1996, Kebisingan adalah suara yang tidak diinginkan dari/atau kegiatan pada tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan dan mengurangi kenyamanan lingkungan [2]. Kebisingan hadir dalam setiap aktivitas manusia dan diklasifikasikan sebagai kebisingan kerja dan kebisingan lingkungan yang dapat mempengaruhi keharmonisan umat manusia[3].
Sedangkan menurut Profesor Colin H Hasen, kebisingan adalah suara yang tidak menyenangkan dan tidak diinginkan, kebisingan dapat dihasilkan dari variasi tekanan atau osilasi pada media elastis (air, udara, dan benda padat) akibat permukaan yang bergetar atau turbulensi sirkuit[4]. Jadi berdasarkan definisi tersebut, kebisingan adalah suara yang tidak diinginkan dan mengganggu yang dihasilkan oleh aktivitas manusia akibat getaran benda-benda di lingkungan.
Efek Negatif Kebisingan
Pernahkah Anda membayangkan apa efek dari kebisingan lingkungan? Gangguan kebisingan yang sering terjadi dapat memberikan dampak negatif terhadap lingkungan, kenyamanan, tetapi juga kualitas hidup. UNESCO menetapkan sumber kebisingan dari mesin industri, lokasi konstruksi, radio, televisi, kendaraan, aktivitas manusia, atau peralatan rumah.
Gambar 1. Sumber Pencemaran berdasarkan Modul UNESCO
Dalam studi “Polusi Kebisingan: Katalis Utama Perubahan Iklim dan Bencana Kesehatan Manusia” disebutkan bahwa kebisingan secara tidak langsung mempengaruhi perubahan iklim tetapi juga menurunkan kualitas kesehatan manusia[5]. Science for Environment Police Euro Commission merinci pengaruh kebisingan lingkungan yang berasal dari mesin, transportasi (bus, truk, mobil, sepeda motor, pesawat, kereta api, kapal uap) dapat menyebabkan masalah pada siklus darah dan masalah jantung[6].
Paparan Kebisingan yang sering dapat menyebabkan masalah pada kesehatan manusia tetapi juga menyebabkan gangguan pada lingkungan. Dalam buku Advanced Air and Pollution Noise Control disebutkan bahwa efek kebisingan dapat mempengaruhi psikologi dan fisiologi[7]. Berikut ini adalah dampak negatif yang terjadi pada paparan kebisingan secara terus menerus berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Attiqe dan Huma Bahsir[8].
1. Efek Negatif Pada Psikologi Akibat Kebisingan
Psikologi berdasarkan “Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional” adalah kualitas spiritual dari segi kejiwaan yang berkaitan dengan stimulus dan respon bagaimana seseorang berperilaku.
a. Kejengkelan
Kejengkelan didefinisikan sebagai keadaan emosional akibat ketidakbahagiaan dari kondisi yang dialami oleh individu atau sekelompok orang yang dapat mengganggu. Kebisingan pada frekuensi rendah dengan intensitas tinggi lebih mengganggu dan akan mempengaruhi tindakan seseorang secara langsung maupun tidak langsung. Gangguan tersebut dapat menimbulkan efek agresivitas dan defensif pada seseorang. Agresivitas orang tersebut dapat membuat seseorang lebih cepat marah dan bersikap kasar. Defensif sebaliknya akan mempersulit orang tersebut untuk memberikan kritik dan masukan karena kritikan tersebut seolah-olah dianggap sebagai serangan suara yang masuk ke telinga. Sedangkan efek lainnya dapat berupa timbulnya rasa tidak nyaman pada suatu ruangan yang dapat menurunkan kualitas ruangan pada fungsi audial.
b. Gangguan Bicara
Paparan kebisingan dapat menurunkan kemampuan komunikasi. Efek kebisingan ini cenderung meredam suara sehingga mengganggu pembicaraan[9]. Gangguan bicara dapat menimbulkan salah pengertian karena adanya suara yang tidak diinginkan sehingga informasi yang disampaikan dapat mempengaruhi pendengar. Contoh dari gangguan bicara adalah terganggunya proses pembelajaran di sekolah. Salah satu penelitian tentang gangguan dalam proses pembelajaran yang disebabkan oleh kebisingan berjudul “Analisa Performa Kebisingan Terhadap Siswa Sekolah Dasar di Ruang Kelas” disebutkan bahwa kebisingan dapat mempengaruhi konsentrasi siswa di tahun-tahun sekolah dasar, tetapi juga mempengaruhi penyampaian pelajaran dari guru. yang mungkin tidak jelas karena kebisingan yang terjadi di sekitar lingkungan sekolah[10].
c. Gangguan Tidur
Gangguan tidur merupakan salah satu dampak dari kebisingan. Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi manusia. National Sleep Foundation merupakan yayasan yang memfokuskan kebutuhan tidur dan melepaskan kebutuhan waktu bagi manusia berdasarkan usia. Untuk anak-anak dan orang dewasa mereka memiliki waktu yang berbeda[11]. Jika waktu tidur tidak terpenuhi pada malam hari maka akan mempengaruhi konsentrasi dan pengurangan energi selama beberapa hari. Paparan kebisingan yang dirasakan juga dapat menurunkan kualitas tidur, mood, dan kinerja seseorang. Paparan kebisingan terus menerus berdasarkan World Health Organization (WHO) 1999, di dalam kamar tidur tidak boleh lebih dari 30 dB untuk mencegah efek negatif dari tidur. Efek dari kurang tidur dapat menurunkan fungsi kognitif dan dapat menimbulkan efek psikologis pada seseorang.
d. Kinerja Aktivitas Manusia
Kebisingan dapat menyebabkan aktivitas kinerja manusia secara langsung dan tidak langsung dalam jurnal yang ditulis oleh Muhammad Attique dalam Peak Journal of Physical and Environmental Science Research, disebutkan bahwa aktivitas seseorang yang membutuhkan konsentrasi lebih dapat terganggu karena kejutan dari kebisingan impulsif. Sedangkan efek yang terus menerus dapat mempengaruhi memori otak. Performa aktivitas manusia dalam pekerjaan finishing juga bisa lebih lambat jika terkena kebisingan.
2. Gangguan Fisiologis yang Disebabkan oleh Kebisingan
Fisiologi terikat dengan hal-hal fisik pada manusia. Pada mata kuliah tersebut bahwa gangguan fisiologis akibat kebisingan dapat menimbulkan gangguan kesehatan akibat paparan kebisingan seperti :
a. Gangguan Pendengaran
Gangguan pendengaran merupakan salah satu efek samping fisiologis akibat paparan kebisingan. Gangguan pendengaran dapat didefinisikan sebagai peningkatan ambang pendengaran. Gangguan Pendengaran Akibat Kebisingan disebabkan oleh kerusakan yang disebabkan oleh kebisingan yang ditandai dengan rusaknya sel-sel rambut lunak dari telinga. Gangguan Pendengaran Akibat Kebisingan dapat terjadi pada semua umur. Berdasarkan Kuntodi, Tunarungu dapat dibagi menjadi tiga [12]:
1. Trauma Akustik (terkejut)
Trauma Akustik berhubungan dengan efek paparan tunggal atau paparan langka seperti ledakan. Kebisingan yang terjadi dapat masuk ke dalam telinga yang dapat menyebabkan suatu struktur di dalam telinga melebihi ambang batas fisiologis yang ditandai dengan gendang telinga dan Sel Rambut Lunak di dalam telinga.
2. Tunarungu Sementara (penyaringan ambang batas sementara)
Tuli temporer dapat terjadi berdasarkan tinggi rendahnya frekuensi yang terpapar dari kebisingan. Semakin tinggi frekuensi yang terpapar maka semakin tinggi pula kemungkinan terjadinya ketulian temporer. Tuli sementara dapat menyebabkan Tinnitus, yaitu tanda kerusakan yang diakibatkan oleh suara musik yang dapat menurunkan kepekaan pendengaran hingga 4.000 Hz.
3. Tuli Permanen (penyaringan ambang permanen)
Tuli permanen selain faktor usia juga dapat disebabkan oleh paparan bising yang terus menerus dengan intensitas tinggi.
Berikut ini adalah tingkat kebisingan dan risiko paparan berdasarkan Alat Bantu Dengar New England[13]
Gambar 2. Bahaya kebisingan pada tingkatannya berdasarkan New England Hearing Instrument
b. Risiko Kesehatan [8]
Gangguan pendengaran merupakan salah satu efek dari paparan kebisingan. Selain itu paparan kebisingan pesawat selama 20 tahun dapat menyebabkan risiko gagal jantung dan stroke. Studi menunjukkan pada 2401 peserta dari Swedia, Inggris, dan Belanda. Selain dari paparan kebisingan akibat pesawat terbang, meningkatnya risiko gagal jantung dan stroke juga dapat disebabkan oleh kebisingan Lalu Lintas [6]. Kebisingan merupakan salah satu faktor risiko Kardiovaskular karena kebisingan yang dapat mengaktifkan hormon dan kerja saraf yang dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung.
Gambar 3.Dampak gangguan kebisingan pada tubuh
3. Gangguan Lingkungan Akibat Kebisingan
Selain berdampak pada manusia, kebisingan juga dapat mempengaruhi lingkungan. Salah satu contoh kebisingan lingkungan adalah eksplorasi lepas pantai. Kegiatan pengeboran eksplorasi lepas pantai menimbulkan getaran kebisingan yang cukup besar dengan alat-alat berat. Kebisingan yang dihasilkan dapat mempengaruhi kehidupan makhluk hidup di laut khususnya mamalia laut yang menggunakan ekolokasi untuk mencari makan, berkomunikasi, dan berkembang biak. Jika efek ini terus berlanjut, mereka akan kesulitan mencari makanan, berkembang biak dalam radius 100.000m2 area[14] hingga spesies tersebut punah karena gangguan akibat kebisingan.
Harisma Khoirun Nisa
ALTA INTEGRA, 2016
References
[1] E. R. D. o. E. a. H. Protection, “Guideline Noise Assessment,” Prescribing noise conditions for environmental authorities for petroleum activities, p. 2, 13 March 2015.
[2] K. M. N. L. H. N. :. KEP-48/MENLH/11/1996, “BAKU TINGKAT KEBISINGAN,” MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Indonesia, 1996.
[3] M. . C. Barrientos, D. . C. Lendrum and K. Steenland, “Occupational noise,” World Health Organization Protection of the Human Environment, Geneva, 2004.
[4] P. C. H. Hansen, “FUNDAMENTALS OF ACOUSTICS,” Australia.
[5] M. A. A.-M. ,. S. M. O. Ibrahhim Imam, “NOISE POLLUTION: A MAJOR CATALYST TO CLIMATE CHANGE AND HUMAN HEALTH CATASTROPHE,” university of Ilorin, Nigeria.
[6] Science Communication Unit, “Science for Enviroment Police,,” Thematic Issue : Noise Impact on Health, p. 4, 14 January 2015.
[7] N. C. P. Y.-T. H. Lawrence K Wang, “Handbook of Enviromental Engineering Advanced Air and Noise Pollution Conrol,” in Noise Pollution, Totowa, Humana Press Inc, 2005, pp. 441-452.
[8] H. B. Muhammad Attique Khan Shahid, “Psychological and physiological effects of noise pollution on the residents of major cities of Punjab (Pakistan,” Peak Journal of Physical and Environmental Science Research, pp. 41-50, 2013.
[9] L. A. W. Airports, “The Effects of Noise on People,” LAX Part 161 Study, Burlingthon.
[10] A. Justian, “Analisa pengaruh kebisingan terhadap Performa Siswa Sekolah dasar di Ruang Kelas,” Universitas Indonesia, Depok, 2012.
[11] R. Widiyani, “Kebutuhan Tidur Sesuai Usia,” Kompas.com, 26 03 2014. [Online]. Available: http://health.kompas.com/read/2014/03/26/1808574/Kebutuhan.Tidur.Sesuai.Usia. [Accessed 25 07 2016].
[12] P. KUNTODI, “GANGGUAN PENDENGARAN AKIBAT KEBISINGAN,” 23 August 2012. [Online]. Available: https://audiologiind.blogspot.co.id/2012/08/gangguan-pendengaran-akibat-kebisingan.html.
[13] “New Englnad Hearing Instrument,” New Englnad Hearing Instrument, Inc, [Online]. Available: http://www.newenglandhearing.com/. [Accessed 20 07 2016].
[14] M. Jasny, “Ocean Fact Boom, Baby, Boom: The Environmental Impacts of Seismic Surveys,” Natural Resources Defense Council, New York , 2010.
Untuk konsultasi noise/ kebisingan suara , silakan isi form berikut atau hubungi kami di:
ALTA Integra
Jl. Hayam Wuruk No. 2 R – S
Jakarta Pusat, 10120
Telp: 021 351 3 351
Fax: 021 345 8 143