Menurut Marcus Vitruvius Pollio dalam bukunya yang berjudul “de architectura” yang ditulis pada tahun 15 SM. “Sebuah arsitektur bangunan harus didukung oleh tiga kualitas dasar: kualitas firmitas (kekuatan, daya tahan), kualitas utiiitas (fungsional) dan kualitas venusitas (keindahan)”.
Untuk mencapai kualitas atau utilitas ruangan yang fungsional harus memenuhi tuntutan dasar kenyamanan. Kenyamanan yang harus dipenuhi oleh suatu ruang adalah kenyamanan gerak (ergonomis, sirkulasi), kenyamanan udara (suhu, kelembaban, sirkulasi udara, tingkat polusi), kenyamanan indera mata dan telinga (pencahayaan, akustik).
Hubungan antara fungsi ruangan dan Kenyamanan Termal
Ruang pada bangunan sebagai salah satu bentuk arsitektur desain produk memiliki beberapa fungsi. Fungsi pertama adalah sebagai pelindung (shelter). Fungsi kedua sebagai wadah untuk melakukan aktivitas seperti bekerja, belajar, berolahraga, hiburan, berkumpul, istirahat dan lain-lain. Fungsi ketiga adalah fungsi sosial dan budaya (Mark & Morris, 1980)
Dalam kaitannya dengan fungsi pelindung suatu ruangan secara termal harus mampu melindungi penghuninya dari cuaca yang terlalu dingin atau terlalu panas yang dapat menyebabkan penghuninya jatuh sakit atau meninggal dunia. Dalam konteks ruangan sebagai tempat melakukan aktivitas diperlukan kondisi termal yang paling nyaman untuk aktivitas tersebut agar aktivitas dapat dilakukan secara optimal.
Kenyamanan Termal meningkatkan Kualitas Hidup dan Kesehatan
Beberapa penelitian membuktikan bahwa kenyamanan termal dapat meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan manusia.
Kinerja Intelektual, Fisik dan Persepsi Sense seseorang akan mencapai kondisi terbaiknya ketika manusia berada dalam kondisi termal yang nyaman (Fanger, 1982). Artinya kegiatan yang berkaitan dengan pembelajaran intelektual seperti, pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi dan menguras pikiran, kerja kreatif dan lain – lain dapat dilakukan dengan baik jika orang tersebut dalam kondisi termal yang nyaman. Ruangan dengan kenyamanan termal yang baik dapat meningkatkan kualitas yang berhubungan dengan aktivitas seperti latihan fisik. Kegiatan yang berhubungan dengan persepsi indera mata dan telinga seperti rumah ibadah, gedung konser, bioskop dan pertunjukan seni lainnya sangat membutuhkan kondisi kenyamanan termal yang sesuai.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Altman dan Stokol pada tahun 1987 produktivitas pekerja pabrik atau kantoran adalah melakukan pekerjaan yang berulang-ulang cendurung menurun jika dilakukan di ruangan dengan tingkat suhu dan kelembaban yang tinggi. Meski diketahui keterkaitan antara produktivitas pekerja dengan kenyamanan termal, namun pemilik gedung cenderung menekan biaya investasi untuk mencapai kenyamanan termal. Padahal menurut Edward pada tahun 1989 biaya investasi dan operasional untuk mencapai kenyamanan termal jauh lebih murah dibandingkan dengan biaya gaji karyawan dan pengembangan usaha.
Suhu “inti” tubuh manusia jika melebihi 37 derajat Celcius dapat menyebabkan stroke, kelelahan panas atau menyebabkan kematian (Evan & Cohen, 1987). Saat tubuh manusia berada di ruangan dengan suhu di atas 40 derajat Celcius dapat meningkatkan suhu tubuh. Peningkatan suhu tubuh disertai dengan peningkatan denyut jantung. Denyut jantung meningkat karena peningkatan suhu tubuh dapat menyebabkan stroke. Selain itu suhu ruangan yang panas dapat menyebabkan tubuh lelah dan dehidrasi. Pada kondisi ekstrim dan jika kondisi tubuh kurang baik maka dapat menyebabkan kematian.
Strategi desain untuk mencapai Kenyamanan Termal
Kenyamanan termal dapat dicapai dengan strategi membangun desain alami dan strategi desain mekanis.
Strategi desain alami dapat mengoptimalkan kenyamanan termal sekaligus menurunkan penggunaan energi untuk mengontrol suhu ruangan. Strategi Desain Alami adalah:
1. Orientasi Bangunan
2. Tempat berlindung
3. Ventilasi Alami
4. Kelembaban atau Pengeringan Udara
5. Jenis konstruksi
6. Sifat termal bangunan
Strategi Desain Mekanik untuk mencapai kenyamanan termal adalah:
1. Pengeringan dan peredam udara
2. Pemanasan atau pendinginan
Strategi Desain Kenyamanan Termal Alami Untuk Desain Bangunan Hijau
Pemikiran Green Building Design dimulai sejak timbulnya kekhawatiran global atas menipisnya energi fosil di dunia sekitar tahun 1960. Rachel Carson dalam bukunya Silent Spring pada tahun 1962 dianggap sebagai buku yang memprakarsai konsep Green Building Design.
Penelitian yang dilakukan Clement dan Croome menunjukkan korelasi unik antara pencapaian kenyamanan termal yang dialami dengan biaya investasi. Sebagai perancang Green Building harus menemukan titik temu antara investasi jangka panjang dengan kinerja bangunan untuk mencapai ROI yang maksimal.
ALTA Integra adalah perusahaan konsultan teknis yang mengkhususkan diri dalam bidang Thermal Comfort Natural dan Green Building Design.
Jika Anda mengalami masalah yang mengganggu aktivitas Thermal Comfort atau Anda ingin membuat desain gedung baru dengan kenyamanan yang baik Natural Thermal silahkan hubungi ALTA Integra.
Herwin Gunawan
Principle
ALTA Integra
Untuk konsultasi kenyamanan termal dalam arsitektur bangunan, Silahkan mengisi form berikut atau hubungi kami di:
ALTA Integra
Jl. Hayam Wuruk No. 2 R – S
Jakarta Pusat, 10210
Telp: 021 3513351
Fax: 021 3458143